Masalah Adalah Hadiah.
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan
menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai
halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah
yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda
melihat kejayaan di balik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka,
hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa
masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun
masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada
anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula,
dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar
anak-anak itu dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh
keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian,
bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang,
yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, andatidak akan
menjadi seseorang yang sejati.
Senin, 18 November 2013
Minggu, 17 November 2013
Motivasi hari ini-Jadilah Pelita
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”
Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.
Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.
Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.
Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”
Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.
Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.
Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.
Selasa, 30 Juli 2013
contoh format laporan prakerin
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI BENGKEL LAS TAMIM KOTA TASIKMALAYA
TANGGAL 1 JANUARI S/D 30 APRIL 2009
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh UAS/UN
Disusun Oleh : Nama : Asop Aopian
Nis : 10612960
Kelas/Program Study : XII/Pemesinan 3 ( PM 3)
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
Jl. Noenoeng Tisnasaputra, Telp./Fax. (0265) 331839 – Kahuripan Kec. Tawang
Website : http://www.smkn2tasik.net/ - Email : smkn_2_tsm@yahoo.com
T A S I K M A L A Y A 46115
-------------------------------------------------------------------------------------------------LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI BENGKEL LAS TAMIM KOTA TASIKMALAYA
————————————————————————————————-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN). Penyusunan laporan praktek kerja industri ini adalah salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun diklat 2008/2009 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa saya (penulis) telah melaksanakan dan menyelasaikan praktek kerja industri di BENGKEL LAS TAMIM.
Laporan ini dapat di selesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing baik materi maupun teknis, Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. ………………………………., selaku pembimbing dari sekolah
2. ………………………………., selaku pembimbing dari instansi atau industri
3. ………………………………. selaku kepala SMK .................................
Dan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini sehingga selesai dengan baik.
Tasikmalaya, 30 April 2009
Penyusun
Asop Sopian Nis.10612960
==========================================================
DAFTAR ISI
Sampul depan/halaman judul …………………………….i
Kata Pengantar …………………………….iii
Daftar isi ……………………………..iv
A. Latar Belakang F. Hasil Yang Di Capai
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1.Gambaran Umum Industri
2.Struktur Organisasi Industri
3.Rekapitulasi Peralatan di Industri
4.Produk
B.Tujuan
1.Tujuan Pelaksanaan Prakerin
2.Tujuan Pembuatan Laporan
A.Waktu dan Tempat Pelaksanaan
B.Alat dan Bahan
C.Gambar Kerja ( bila perlu )
D.Proses Pengerjaan
E.Implementasi Keselamatan Kerja
F. Hasil yang dicapai
A. Latar Belakang
1. Gambaran Umum Industri Perusahaan/bengkel Tamim yang beralamat jalan Ahmad Yani No…………Telp…………….. berdiri sejak tahun 1990, yang pada waktu itu hanya bengkel kecil pinggir jalan. Berkat usaha yang maksimal dan berbagai kendala/rintangan tak pernah putus asa. akhirnya menjadi bengkel besar seperti saat ini. Bengkel TAMIM diambil dari nama orang yaitu TAMIM Omset perbulan Rp………………… Pelanggan/kemitraan adalah …………………………………………….
2. Struktur Organisasi Industri
3. Rekapitulasi Peralatan di Industri
4. Produk : Misalkan : Las, Bubut dan Frais
B. Tujuan
1. Tujuan Pelaksanaan Prakerin
Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta diharapkan :
a. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya ;
b. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja;
c. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis kewirausahaan dan produktif;
d. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan pengembangan dirimya.
2. Tujuan Pembuatan Laporan
a. Sebagai salah satu bentuk latihan, dalam menghadapi Uji Kompetensi pada akhir Proses Pembelajaran
b. Sebagai salah satu tugas yang di syaratkan untuk menempuh UAS/UN.
===================================================
BAB II. PROSES PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan/Jadwal Pelaksanaan No Hari/tanggal Keterampilan yang dilaksanakan di DUDI Kompetensi/sub yang susuai dengan GBPP Tempat Ket 1 Sabtu 17-1-2009 Membubut bakal roda gigi helix Mengefrais Komplex(lihat kompetensi pada jurnal) Bengkel Tamim 2 Senin 19-1-2009 Membubut bakal roda gigi helix sda Sda 3 Selasa 20=1=2009 Membuat roda gigi Helix Mengefrais Komplex (lihat kompetensi pada jurnal)Sda Dan seterusnya, sampai waktu berakhir di Industri , semua job/ Pekerjaan di rekap. Kemudian yang akan dimasukkan ke Laporan ini kasih tanda dengan warna.
B. Alat dan Bahan
1. Bahan No Nama Bahan Ukuran Spesifikasi Satuan Jumlah 1 Cast Iron d =67,3X23 mm Cast iron hasil Pembubutan Buah 1 (satu)
2. Alat No Nama Alat Ukuran Spesifikasi Jumlah Pemilik 1 Mesin Frais 300 X 450 mm Merk Pindad 1 Unit Bkl TAMIM 2 Kepala Pembagi 1 : 40 Sda 1 set sda 3 Vernier Caliper 150 mm;0,05 mm sda 1 buah sda 4 Pisau Frais M = 2.25 sda 1 buah sda 5 Plat Index Lubang 21 sda 1 buah sda 6 Mandrel D = 22X 17 mm sda 1 buah sda
C. Ganbar Kerja/ Job Sheet Silahkan gambarkan dengan lengkap
D. Proses Pengerjaan
1. Bersihkan meja frais terutama alurnya
2. Bersihkan dan periksa kepala pembagi
3. Pasangkan kepala pembagi dan kepala lepas pada meja frais (Sebelum baut dikencangkan, periksa apakah kedua senter sudah segaris
4. Pasang benda kerja diantara dua senter
5. Pasang pisau frais gigi
6. Atur pisau frais gigi pada garis senter benda kerja.
7. Pasang roda gigi penghubung antara sumbu meja, dengan sumbu kepala pembagi
8. Miringkan meja ke kiri sesuai sudut yang dikehendaki
9. Setel Jangka pada lubang piring pembagi sesuai dengan perhitungan Nc = i : Z = 40 : 28 = 1 ( 12 : 28 ) = 1 ( 9 : 21 ) 10. Hidupkan mesin, naikan meja hingga pisau frais gigi bersinggungan dengan benda kerja 11. Kencangkan baut meja frais arah melintang 12. Hentikan putaran pisau frais gigi , geserkan meja pada kedudukan dial indikator pada nol 13. Naikan meja sedalam roda gigi yang di kehendaki Catatan : Kedalaman gigi ( h ) = 2.15 X m 2.15 X 2,25 = 4,83 mm 14. Kencangkan baut pengikat arah vertikal, setel kedudukan diluar benda kerja 15. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan pendahuluan dilanjutkan dengan gesekan secara otomatis 16. Matikan mesin, geser meja frais pada kedudukan diluar benda kerja. 17. Putar engkol kepala pembagi sesuai dengan perhitungan. 18. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan alur gigi yang kedua. 19. Lakukan langkah 17 dan 18 , sehingga semua alur roda gigi tersayat.
E. Implementasi Keselamatan Kerja Keselamatan kerja Di Industri/bengkel, sangatlah mengutamakan keselamatan kerja, terbukti apa yang diterapkan di sekolah tentang keselamatan kerja baik secara teori maupun secara praktek, ternyata di dunia industri/bengkel lebih cendrung ke implementasi prakteknya Berikut Implementasi penerapan keselamatan kerja di BENGKEL TAMIM : 1. Di ruang bengkel dikelilingi dengan ramu-ramu keselamatan kerja seperti: - Jagalah kebersihan - Utamakan keselamatan kerja - No Smoking - Dll 2. Proses Pelaksanaan Pekerjaan - Pakai baju praktek rapih - Pakai kaca mata pengaman - Pakai masker 3. Kelengkapan Keselamatan kerja - Alat Pemadam Kebakaran - Kotak P3K - Kedok las - Apron (penghalang dada saat mengelas) - Kaca mata Pengaman - Masker Dan lain-lain ( disesuaikan dengan Industri/bengkel)
F. Hasil yang dicapai Setelah selesai beberapa aktivitas/kegiatan sesuai yang telah direncanakan dan yang telah kami susun untuk mendukung tercapainya tujuan, maka hasil yang kami capai telah selesai dan berjalan lancar, meskipun terdapat kendala yang dihadapi Kami berharap dengan adanya PRAKERIN akan memiliki keahlian profesional sesuai kurikulum dari fihak sekolah, sehingga tamatan SMK diharapkan mempunyai keterampilan untuk terjun kedunia kerja dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Roda gigi helix yang telah kami buat sesuai dengan job dan sesuai dengan pesanan konsumen dan dapat digunakan/difungsikan . Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh Instruktor SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya, yang telah membimbing di sekolah, sehingga kami dapat mengerjakan job sesuai dengan tuntutan dari Industri/bengkel.
===================================================
BAB III TEMUAN
A. Keterlaksanaan ( Faktor Pendukung dan Penghambat )
Dalam suatu kegiatan baik yang diadakan di dalam (intern) maupun yang di luar (ekstern) maka tak akan lepas dari segala faktor baik penghambat ataupun pendukungnya, karena bagaimanapun juga kedua hal tersebut akan selalu ditemukan dan dihadapi.
Berikut ini faktor pendukung dalam pelaksanaan Prakerin pada pembuatan Roda gigi helix :
1. Fasilitas peralatan sangat mendukung
2. Pembimbingan kepada peserta prakerin baik yang dari fihak sekolah maupun dari fihak industri/bengkel sangat penuh perhatian
3. Dari Fihak Industri memberikan penuh kepercayaan
Faktor penghambat :
1. Fasilitas mesin yang dipakai terbatas
2. Dalam pembuatan Roda gigi Helix harus membuat mandrel terlebih dahulu sebab Bengkel Tamim tidak disediakan, sehingga waktu cukup lama.
3. Pahat bubut carbaid sangan terbatas, sedangkan pahat tersebut satu-satunya yang bisa cepat pekerjaan.
B.Manfa’at yang dirasakan ( dalam pembuatan Roda gigi helix)
1. Menambah wawasan dalam dunia kerja
2. Menambah wawasan dalam cara pembuatan roda gigi helix
3. Menambah tali persaudaraan antar SMK ........................
Pengembangan/Tindak lanjut.
1. Akan mengembangkan kemajuan teknologi di Industri/bengkel TAMIM pada SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya.
2. Akan mengamalkan cara pembuatan roda gigi helix kepada teman-teman
3. Akan mengusulkan kepada Sekolah agar membuat mandrel untuk berbagai kebutuhan ====================================================
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi yang memberi peluang peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung ( Learning by doing ) pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya PRAKERIN penulis dapat merasakan bagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung dibimbing langsung oleh fihak industri/bengkel, dan bahkan kami dapat mengukur sejauhmana penguasaan ilmu praktek pemesinan, ternyata belum apa-apanya dibanding dengan para karyawan dari bengkel TAMIM. Akhirnya kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami telah menyelesaikan Praktek kerja Industri , yang dituangkan ke dalam Laporan ini selanjutnya kami siap untuk diuji melalui Kulminasi/Presentasi.
B. Saran-Saran
1. Fasilitas mesin di Bengkel tamim hendaknya di ferifikasi
2. Fasilitas alat ukur hendaknya lebih presisi
3. Untuk Sekolah hendaknya lebih meningkatkan sosialisasi ke dunia industri/bengkel, untuk lebih mengetahui kemajuan teknologi dewasa ini
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Lay Out Bengkel di Bengkel Tamim Album Kegiatan Dll yang dipandang perlu. Selanjutnya silahkan kembangkan sendiri sesuai dengan industri/bengkel/perusahaan, ini hanya contoh. Selamat Bekerja .
Rabu, 13 Februari 2013
Contoh Skripsi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan ilmu teknologi dan informasi
berada pada tingkat perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam hal
pertukaran informasi. Informasi saat ini sudah menjadi sebuah komoditi yang
sangat penting dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis. Tanpa
disadari perkembangan teknologi informasi telah menjadi sumber daya utama
perusahaan yang tidak kalah pentingnya dengan sumber daya yang lain.
Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi
secara cepat, tepat dan akurat sudah menjadi suatu kebutuhan penting bagi suatu
perusahaan. Untuk menunjang hal tersebut maka perlu menerapkan sistem informasi
yang terkomputerisasi dan terintegrasi dengan baik. Salah satu informasi yang
penting untuk mendukung kelancaran aktifitas bisnis perusahaan adalah mengenai
penjualan dan piutang sehingga dengan informasi ini diharapkan tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan lebih baik dan maksimal.
PT. KREXINDO MANUNGGAL PUTRA merupakan perusahaan
distributor yang bergerak dibidang penjualan alat pneumatic dan spare
part seperti air cylinder, solenoid valve, dan aksesoris
lainnya. PT. KREXINDO MANUNGGAL PUTRA merupakan perusahaan yang sedang
berkembang yang tentunya memiliki transaksi penjualan yang tidak sedikit jumlahnya,
tetapi pengelolaan data administrasi penjualan dan
piutang yang dilakukan masih
secara manual. Hal ini menimbulkan banyak masalah,
seperti lamanya informasi yang dihasilkan akibat dari lambatnya pemrosesan data
dan pengambilan keputusan yang tidak cepat, tepat dan akurat. Maka dibutuhkan
sistem yang terkomputerisasi untuk memudahkan proses pengolahan data sehingga
informasi yang dihasilkan akan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Dengan adanya masalah – masalah tersebut, penulis
berusaha untuk merancang sistem informasi akuntansi penjualan dan piutang yang
baru bagi perusahaan dengan harapan agar sistem informasi tersebut dapat
memberikan manfaat dan kegunaan yang berarti di masa yang akan datang bagi
perusahaan.
1.2 Ruang Lingkup
Mengingat pembuatan sistem informasi penjualan dan
piutang sangat kompleks maka pada pembuatan Skripsi ini penulis membatasi ruang
lingkup pembahasan yang mencakup :
a. Analisis proses penjualan meliputi pemesanan barang
dari pelanggan, pembuatan order penjualan, faktur, surat jalan, penyiapan
barang, pengiriman barang ke pelanggan, serta retur penjualan dari pelanggan.
b. Analisis proses pencatatan piutang
penjualan.
Dalam batasan ruang lingkup ini penulis ingin
memberikan suatu usulan perbaikan pada kekurangan sistem yang sedang berjalan
sehingga penulis membuat rancangan sistem informasi yang cepat, tepat, dan
akurat bagi manajemen untuk memudahkan dalam perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan
• Menganalisis sistem yang sedang
berjalan dalam proses penjualan, piutang, dan retur penjualan.
• Mengidentifikasikan
kebutuhan sistem agar dapat
memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada.
• Merancang sistem
informasi untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan, khususnya
informasi mengenai penjualan, piutang dan retur penjualan.
1.3.2 Manfaat
• Memberikan informasi mengenai
potensi – potensi kelemahan dan kekurangan yang ada pada sistem penjualan,
piutang, dan retur penjualan yang sedang berjalan.
• Menghasilkan laporan dari proses
transaksi penjualan, piutang, dan retur penjualan yang dapat menunjang
manajemen dalam pengawasan kegiatan transaksi penjualan, piutang, dan retur
penjualan.
• Memberikan informasi yang cepat,
tepat dan akurat pada manajemen sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan.
1.4 Metodologi
Penelitian
Untuk mendapatkan informasi yang mendukung dan
diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini maka penulis
menggunakan 2 macam metode penelitian yaitu :
• Metode Analisis
1. Survei terhadap proses bisnis yang
sedang berjalan. a. Pengamatan ( observasi ).
Penulis melakukan pengamatan secara
langsung terhadap proses bisnis yang sedang berjalan di
perusahaan.
b. Wawancara.
Penulis melakukan wawancara dengan pihak – pihak yang
bersangkutan di perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
2. Analisis terhadap temuan survei.
Penulis menganalisis dan mengidentifikasi kelemahan
dan masalah dari sistem yang sedang berjalan.
3. Analisis kebutuhan informasi.
Penulis mengidentifikasi kebutuhan informasi dari
hasil analisis survei.
4. Analisis kebutuhan sistem
Penulis mengidentifikasi kebutuhan sistem dari hasil
analisis survei.
Selain melakukan langkah –
langkah analisis di atas, penulis juga
melakukan Problem Domain Analysis terhadap sistem yang sedang
berjalan.
• Metode perancangan
Metode perancangan yang akan
digunakan adalah metode Application Domain Analysis.
Pada application domain analysis tersebut dilakukan analisis
bagaimana sistem akan digunakan serta menentukan kebutuhan dan fungsi dari
sistem sehingga dapat diadministrasikan dan dikendalikan oleh sistem.
1. Class Diagram, menggambarkan kumpulan dari class
dan hubungan struktural yang saling timbal balik.
2. Use Case, model yang
digunakan untuk interaksi antara sistem dan actor dalam application
domain. Pada use case diagram berisi actor pada sebuah
sistem.
3. Sequence Diagram, menggambarkan
secara grafis bagaimana objek – objek berinteraksi satu sama
lain melalui message – message yang dilakukan dari suatu use
case atau operasi.
4. Navigation Diagram, sebuah
statechart diagram khusus yang memfokuskan pada
keseluruhan user interface yang dinamis. Navigation diagram menggambarkan
semua windows user interface dan hubungan dinamisnya.
1.5 Sistematika
Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan Skripsi ini,
penyajiannya dikelompokkan menjadi 5 bab. Uraian
untuk masing – masing bab adalah sebagai
berikut :
BAB
1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan dalam pembuatan Skripsi ini
dimana membahas mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,
metode penelitian dan sistematika penulisan Skripsi.
BAB
2 LANDASAN
TEORI
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mengulas
definisi – definisi yang terkait dalam pembuatan Skripsi antara lain :
pengertian sistem, pengertian informasi, pengertian sistem informasi,
pengertian analisa dan perancangan penelitian, pengertian penjualan, pengertian
piutang dan teori khusus.
BAB
3 SISTEM YANG
SEDANG BERJALAN
Bab ini memuat gambaran mengenai gambaran sistem yang
berjalan dalam perusahaan PT. KREXINDO MANUNGGAL PUTRA antara lain, struktur
organisasi perusahaan serta tugas dan wewenang dari masing – masing karyawan
perusahaan, tata laksana sistem yang sedang berjalan, masalah yang dihadapi dan
usulan pemecahan masalah.
BAB
4 RANCANGAN
SISTEM INFORMASI YANG DIUSULKAN Bab ini akan membahas mengenai Sistem Penjualan dan
Piutang yang akan dibuat dengan menggunakan
pendekatan Object Oriented Analysis
and Design yaitu dengan
menggunakan Application Domain Analysis.
BAB
5 SIMPULAN
DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari uraian penulisan
Skripsi yang berisi mengenai kesimpulan dan saran – saran yang diusulkan
penulis.
Minggu, 03 Februari 2013
Sistem pengendalian loop terbuka & tertutup
1.
Sistem Pengendalian Loop Terbuka
Sistem pengendalian loop terbuka merupakan sistem pengendalian yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi selanjutnya ( aksi kontroler ). Atau dengan kata lain, sistem ini tidak memiliki umpan balik ( feed back ), sehingga keluarannya tidak bisa dijadikan perbandingan antara umpan balik dan masukan yang menentukan aksi berikutnya. Oleh karena itu, sistem pengendalian loop terbuka hanya bisa digunakan jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak ada gangguan eksternal dan internal.
Sistem pengendalian loop terbuka merupakan sistem pengendalian yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi selanjutnya ( aksi kontroler ). Atau dengan kata lain, sistem ini tidak memiliki umpan balik ( feed back ), sehingga keluarannya tidak bisa dijadikan perbandingan antara umpan balik dan masukan yang menentukan aksi berikutnya. Oleh karena itu, sistem pengendalian loop terbuka hanya bisa digunakan jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak ada gangguan eksternal dan internal.
2.
Sistem Pengendalian Loop Tertutup
Sistem pengendalian loop tertutup merupakan sistem pengendalian yang keluarannya berpengaruh terhadap aksi selanjutnya ( aksi kontroler ). Berbeda dengan loop terbuka, pada loop tertutup sistem memiliki feed back, seingga keluarannya bisa dijadikan perbandingan umpan balik dan masukan untuk menentukan aksi berikutnya.
Sistem pengendalian loop tertutup merupakan sistem pengendalian yang keluarannya berpengaruh terhadap aksi selanjutnya ( aksi kontroler ). Berbeda dengan loop terbuka, pada loop tertutup sistem memiliki feed back, seingga keluarannya bisa dijadikan perbandingan umpan balik dan masukan untuk menentukan aksi berikutnya.
Contoh dari sistem loop
terbuka ini adalah :
1.Prinsip
Kerja Mesin Cuci otomatis
2.Prinsip Kerja
Pemanggang Roti / Toaster
3. Prinsip Kerja Eskalator
4.
Prinsip Kerja Traffic Light
5.
Prinsip Kerja Oven Microwave
6.
Sistem Pengaturan Temperatur Ruangan.
7.
Sistem Pengaturan Permukaan Cairan dalam Tangki
8.
Sistem Pengaturan Peluncur Rudal
contoh surat resmi
|
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI PANYINGKIRAN
Jln. Kirapandak – Panyingkiran Telp/Fax.
(0233) 282985
Kabupaten Majalengka 45459
|
|
No : 421.7/094/smkn1pnyk/I/2013
Panyingkiran,
17 Januari 2013
Lampiran : -
Perihal : Permohonan
Kepada
Yth : Kepala Desa
Di
Tempat
Diberitahukan dengan
hormat, sesuai dengan program kerja OSIS SMKN 1 Panyingkiran tahun pelajaran
2012/2013. Maka akan diselenggarakan festival band, oleh karena itu kami
bermaksud untuk menyewa lapangan sepak bola yang ada di desa ini untuk
menyelenggarakan acara tersebut. Mohon bapak mengizinkan untuk pemakaian
lapangan bola tersebut. Adapun acara tersebutakan dilaksanakan pada.
Hari/tanggal : selasa/22 januari 2013
Waktu : 08.00 sd. Selesai
Demikian surat
permohonan ini dibuat, atas perhatiaannya kami mengucapkan terima kasih.
Waka. Kesiswaan,
Tarka, S.Pd., M.M.
NIP.
19700110 199802 1004
|
Ketua
Ahmad zaeni latif
NIS. 111211500
|
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
H. Tanto Qustantowi, M.Pd.
NIP. 19621025 198603 1 016
|
Langganan:
Postingan (Atom)